Jumat, 30 April 2010

Sukses Mobil Hibrida Dunia Tergantung pada China

Permintaan mobil hibrida dunia yang meningkat dengan cepat, ternyata menimbulkan dilema. Apalagi, negara-negara dengan jumlah mobil paling banyak di dunia, mulai mencanangkan mobil irit bahan bakar, mobil “hijau”, termasuk Amerika Serikat.

Presiden Obama menargetkan pada 2016, konsumsi bahanbakar rata mobil di negaranya, 16 km/liter. Untuk mencapainya, produsen mobil beralih ke hibrida atau listrik. Nah, bahan dasar untuk mobil listrik inilah, yaitu lantanida (lanthanide), logam langka, saat ini 90-10 persen berasal dari China.

Hal tersebut dijelaskan oleh Robert Bryce, penulis buku “Power Hungry: The Myths of Green energy and the Real Fuel of Future,” dalam sebuah seminar yang diselenggarakan Toyota Motor Sales Amerika, baru-baru ini.

Karena China mengontrol pasar bahan tersebut, pertumbuhan atau target menuju mobil hijau sangat tergantung pada negara dengan penduduk 1,35 miliar tersebut. Menurut Bryce, seperti dikutip Wardsauto, karena utama lantanida dari China, pertumbuhan mobil hibrida dan listrik dunia bisa nantinya tidak sesuai dengan harapan.

Baterai NiMH
Lantanida adalah unsur dasar utama baterai nickel-metral hydride (NiMH) untuk menyimpan energi listrik mobil hibrida dan listrik di dunia saat ini. Sementara, sumber-sumber baru logam langka ini belum lagi ditemukan.

Mengutip data yang diberikan Toyota, Bryce mengatakan, setiap unit Prius menggunakan 11 kg logam langka tersebut. Atau lebih dari dua kali yang digunakan pada mobil standar. Inilah membuat konsumsi lantanida tumbuh dengan cepat.

Peralatan lain yang menggunakan lantanida adalah produk-produk elektronik, seperti hard-disk komputer, telepon genggam dan televisi. Juga kincir angin, mesin-mesin X-Ray dan peralatan presisi lainnya.

“China mengontrol 95-100 pesen pasokan dunia dari seluruh bahan logam periodiktabel ini,” tambah Bryce. Menurutnya, material ini terdiri dari 15 elemen antara lain lantham, neodymium dan samarium.

Baterai Prius NiMH terdiri dari 10 kg lantanida, 1 kg neodymium yang digunakan pada setiap magnet yang dibuat dari iron-boron untuk motor-generator dan baterai.

“Tidak ada pemasok besar lain,” lanjut Bryce. Ia pun memperlihatkan hasil studi naiknya permintaan terhadap bahan ini dalam jumlah besar pada awal 2013.

Pajak Ekspor
Penjualan lantanida saat ini sekitar 100.000 ton per tahun. “Dua-tiga tahun mendatang meningkat menjadi 120.000-130.000 ton per tahun,” jelas Bryce. Sementara survei geologi di Amerika Serikat mengatakan, cadangan logam tersebut di seluruh dunia 99 miliar ton. Pada 2009, produksinya, 124.000 ton, 120.000 ton ditambang di China.

Negara yang juga menjadi pasar mobil #1 dunia itu, kini memainkan perannya sebagai penentu peta politik, bisnis dan industri otomotif dunia. Seperti yang pernah diucapkan mendiang pemimpin Partai Komunis China, Deng Xioping, “Di Timur Tengah ada minyak, di China ada bahan tambang. Kami harus mendapatkan keuntungan dari sumber-sumber tersebut.”

China pun mengurangi ekspor lantanida dengan menaikkan pajaknya. Kalau ada perusahaan yang ingin mengolahnya, harus berlokasi di China. Hebat!


DIPOSTKAN OLEH SHOWROOM CAHAYA INTAN MOTOR


www.cahayaintanmotor.co.id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar